Mengapa Tangisan Bayi saat Sleep training Memicu Respons Emosional pada Orang Tua
Bagi sebagian besar orang tua, mendengar tangisan anak bukanlah hal mudah. Hal ini disebabkan oleh tangisan bayi yang memicu insting utama sebagai manusia yang berperasaan untuk berempati. Studi pada tahun 2016 dan 2020 berhasil menemukan penyebab ilmiah mengapa banyak orang dewasa terpicu oleh tangisan bayi dan memberikan respons ‘segera ingin menyelamatkan’, bahkan bagi yang bukan orang tua anak tersebut.
Ketika anak menangis, amygdala membaca suara tangisan ini sebagai stres dan merespons dengan mengaktifkan rasa takut — seperti respons kita terhadap suara alarm yang membangunkan kita dari tidur dengan cepat dan tiba-tiba. Stres dengan cepat mengkondisikan otak dalam mode ‘fight or flight’ — rasa tidak aman, ingin melawan, atau lari. “Mode ‘fight or flight’ yang aktif dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, menyebabkan perasaan panik dan kecemasan. Tangisan bayi juga mengganggu fungsi eksekutif, proses kognitif yang penting untuk pengambilan keputusan sehari-hari. Tangisan anak mungkin lebih mudah memicu respons emosional pada beberapa orang tua daripada yang lain. Mama lebih mungkin mengalami kecemasan ketika anak Mama menangis jika Mama memiliki persalinan yang traumatis dan sensitif terhadap kebisingan (sensory overload).
Jadi, respons Mama yang ingin segera ‘menyelamatkan’ anak Mama merupakan reaksi normal insting manusia dewasa terhadap tangisan bayi!
Apakah Membiarkan Bayi Menangis Berbahaya Bagi Anak?
Jawaban singkatnya, tidak.
Pada saat sleep training, keluarga seringkali harus merubah gaya hidup — membangun kebiasaan baru, mengikuti jadwal baru, merespons dengan cara baru, mungkin lingkungan tidur baru. Perubahan besar ini mungkin saja menyebabkan stres, seperti halnya perubahan-perubahan lain dalam hidup yang juga menyebabkan stres. Namun, hal ini bukan berarti anak kita tidak boleh dan tidak pernah mengalami stres.Bacaan ini akan membantu mama mengenali berbagai jenis stres. Sleep training jelas termasuk dalam kategori positive stress — stress yang diperlukan untuk melakukan perubahan atau mencapai hal tertentu. Contoh positive stress: hari pertama memulai sekolah atau daycare, mengenalkan pengasuh baru, toilet training, pindah rumah, memperkenalkan anggota keluarga baru. Kadar hormon stres di masa perubahan akan meningkat dan akan menurun dengan sendirinya seiring waktu, ketika otak membaca perubahan ini telah menjadi bagian dari rutinitas keseharian yang normal.
Pandangan Kami tentang Tangisan dan Sleep Training
Sekarang, Mama telah memahami bahwa merasa cemas dan terpicu terhadap tangisan anak adalah hal yang normal dan merupakan tindakan berbasis insting. Tangisan mungkin menunjukkan perasaan sedih, marah, atau kecewa — ya, terhadap perubahan! Namun sekali lagi, perasaan adalah perasaan dan tidak ada perasaan yang buruk. Di Tidurician, kami percaya bahwa tangisan anak adalah cara anak menyampaikan perasaannya dan merupakan bentuk komunikasi. Tangisan bukanlah hal yang harus dicegah atau buru-buru diberhentikan layaknya api yang menyala dan perlu segera dipadamkan. Anak boleh menangis, dan tugas orang tua adalah mendampinginya melewati dan memahami perasaan-perasaan anak. Bantu anak melalui masa perubahan yang sulit dengan memberikan konsistensi dalam kesehariannya, sehingga otak anak segera bisa membaca perubahan sebagai bagian dari rutinitas keseharian yang normal. Rutinitas yang bisa diprediksi membantu otak anak mengirimkan sinyal rasa aman sehingga perasaan nyaman segera tercipta!